Menteri Agama Berharap BP4 Berada di Garis Terdepan Cegah Perceraian

Menteri Agama Berharap BP4 Berada di Garis Terdepan Cegah Perceraian

--

Sulbar.Disway.id - Menteri Agama Nasaruddin Umar berharap Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) menjadi ruang pendampingan efektif bagi keluarga muda di tengah meningkatnya angka perceraian nasional. Harapan ini ia sampaikan saat mengukuhkan Pengurus BP4 Provinsi Sumatera Barat di Kanwil Kemenag Sumbar.

Menag menyoroti angka perceraian yang tinggi dan banyak terjadi pada pasangan usia pernikahan muda, terutama yang baru menjalani rumah tangga lima tahun ke bawah. “Ini kelompok yang paling riskan. Banyak keluarga muda yang belum siap menghadapi dinamika pernikahan, sehingga mudah terjerumus pada konflik,” ujarnya. Sabtu, (15/11/2025)

Menag menyebut angka perceraian di Indonesia mencapai 35 persen per tahun, dengan cerai gugat mendominasi hingga 65 persen, di mana istri menjadi pihak yang menggugat suami. “Ini fenomena baru yang perlu menjadi perhatian bersama,” tambahnya.

Perceraian tidak hanya berdampak pada suami dan istri, tetapi juga memicu persoalan sosial yang lebih besar. Banyak kasus kemiskinan baru, kerentanan anak, dan masalah sosial lain yang bermula dari keluarga yang tidak utuh.

“Kondisi keluarga yang tidak harmonis merupakan salah satu akar masalah sosial,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menag menekankan bahwa walaupun tidak ada dalam struktur Kemenag, BP4 mempunyai peran penting pada pembinaan masyarakat. “Saya ingin memastikan kepada pengurus baru, jangan ragu menjalankan tugas, walaupun bukan struktur formal, tetapi berada di bawah binaan Kemenag,” tegasnya.

Menag berharap kehadiran BP4 Sumbar dapat menjadi tempat yang aman dan dipercaya bagi keluarga untuk berkonsultasi dan mendapatkan penyelesaian terbaik sebelum memutuskan perceraian.

“Ini panggilan kemanusiaan. Usahakan perceraian itu ditunda, dicari solusinya. BP4 harus benar-benar hadir untuk menolong keluarga yang sedang berada dipersimpangan, agar rumah tangganya kembali pulih,” ujarnya.

Menag menutup dengan mengingatkan bahwa keluarga adalah fondasi bangsa. “Jika keluarga bisa diselamatkan, maka masa depan masyarakat dan negara pun akan jauh lebih kuat,” pungkasnya.

 

Sumber: