Melalui Sekolah Inklusi, Sulbar Wujudkan Konsep Pendidikan Ramah

--
Sulbar, Disway.Id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) berkomitmen mewujudkan pendidikan yang adil, setara, dan ramah bagi seluruh anak melalui sekolah inklusi.
"Kita ingin memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, mendapatkan hak pendidikan yang bermartabat dan sesuai kebutuhannya," kata Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sulbar Andi Almah Aliuddin di Mamuju, Selasa.
Dia mengatakan hal itu, pada pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui sekolah inklusi yang dilaksanakan secara daring. Kegiatan itu dihadiri Dinas Pendidikan provinsi dan kabupaten serta para kepala sekolah dan guru berasal dari enam kabupaten di Sulbar.
Sekolah inklusi, kata dia, langkah strategis mewujudkan pendidikan yang adil, setara, dan ramah bagi seluruh anak, termasuk penyandang disabilitas dan anak dengan potensi khusus.
Ia mengatakan pentingnya pelaksanaan Permendikbudristek Nomor 48 Tahun 2023 yang mengatur tentang akomodasi layak bagi peserta didik penyandang disabilitas.
Ia menyebut Provinsi Sulbar saat ini menghadapi tantangan pembangunan, seperti masih tinggi angka stunting, yakni 35,4 persen, anak tidak sekolah 48.105 orang dan pernikahan usia anak 11,25 persen.
Pendidikan inklusif, kata dia, salah satu solusi memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang saat ini di angka 70,46.
Ia menyampaikan dari 222 lembaga pendidikan formal di Sulbar, baru 27 sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif, sedangkan Kabupaten Majene tercatat memiliki jumlah terbanyak, yaitu tujuh sekolah inklusi.
"Pemerintah daerah diharapkan segera mengalokasikan anggaran tambahan, memperkuat kolaborasi dengan sekolah luar biasa (SLB) dan komunitas difabel, serta mengagendakan pelatihan bagi guru reguler," kata dia.
Halimah, seorang guru SMA Negeri 1 Mamuju, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam menangani siswa dengan gangguan emosi.
"Kami butuh pelatihan khusus agar guru bisa lebih sabar dan efektif dalam menghadapi peserta didik yang memiliki gangguan emosi," kata dia.
Seorang guru dari Kabupaten Mamasa juga menyuarakan perlunya tambahan dana BOS khusus dan pelatihan teknis bagi guru SD.
Kepala Bapperida Sulbar Junda Maulana menyebut kegiatan itu kesempatan penting membangun budaya sekolah yang menjunjung kesetaraan, toleransi, dan keberagaman.
"Dengan penguatan SDM dan dukungan kebijakan, Sulbar melangkah menuju pendidikan yang lebih manusiawi dan inklusif, sehingga dapat mewujudkan 'Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera'," katanya.
Sumber: