Menpora Gelar Rakor dengan Menko PMK, Bahas Penguatan Ekosistem Pembinaan Olahraga Pendidikan Nasional

Menpora Gelar Rakor dengan Menko PMK, Bahas Penguatan Ekosistem Pembinaan Olahraga Pendidikan Nasional

--

DISWAY.ID - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menghadiri rapat koordinasi tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.  

Rapat tersebut membahas penguatan ekosistem pembinaan olahraga pendidikan nasional sebagai bahan paparan untuk Presiden Prabowo Subianto.

Dalam kesempatan itu, Menpora Dito menegaskan bahwa salah satu isu utama yang perlu mendapat keputusan Presiden adalah mengenai posisi Badan Pembinaan Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) serta arah pengembangan Sekolah Khusus Olahraga.

“Terima kasih atas respon cepat dari Kemenko PMK. Agenda besar kita adalah memastikan keberlanjutan pembinaan olahraga mahasiswa dan sekolah khusus olahraga, sehingga ke depan kebijakan ini bisa diputuskan langsung oleh Bapak Presiden,” ujar Menpora Dito.

Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono, menjelaskan pentingnya ekosistem olahraga mahasiswa karena mayoritas atlet top Indonesia berada pada rentang usia 18–25 tahun yang sebagian besar masih berstatus mahasiswa. Menurutnya, hampir 50 persen atlet Pelatnas untuk SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade merupakan mahasiswa aktif.

“Perguruan tinggi adalah pilar penting pembinaan. Namun saat ini pembinaan olahraga mahasiswa masih lemah, baik dari sisi kompetisi maupun pengelolaan. Padahal ajang seperti Liga Mahasiswa, POMNAS, ASEAN University Games, hingga Universiade sangat strategis sebagai jalur pembinaan,” kata Surono.

Kompetisi di Level Mahasiswa Masih Terbatas

Staf Khusus Menpora Bidang Peningkatan Prestasi dan Pengembangan Industri Olahraga, Ardima Rama, menambahkan bahwa kompetisi di tingkat mahasiswa saat ini masih terbatas dan tidak terintegrasi.

Menko PMK Pratikno dalam rapat menekankan pentingnya mengintegrasikan aktivitas olahraga ke dalam kurikulum akademik. “Kalau aktivitas olahraga bisa direkognisi sebagai mata kuliah, itu akan mengurangi dilema yang dihadapi mahasiswa antara kuliah dan olahraga,” tegasnya.

Ia pun menyinggung pengalamannya saat menjadi dekan di tahun 1990-an. Kala itu, ia menyatukan bidang akademik, kemahasiswaan, dan pendidikan agar tidak terjadi tarik-menarik kepentingan. “Idealnya, mahasiswa bisa berprestasi di olahraga, tapi tetap bisa menyelesaikan studi dengan baik,” tandas Pratikno.

Rapat koordinasi menghasilkan sejumlah kesimpulan terkait penguatan ekosistem pembinaan olahraga pendidikan nasional. Ada enam poin utama yang menjadi catatan penting dalam rapat ini. 

 

Sumber: