Masyarakat Sulbar Diimbau Mewaspadai Kasus Demam Berdarah Dengue

Masyarakat Sulbar Diimbau Mewaspadai Kasus Demam Berdarah Dengue

--

Sulbar, Disway.id - Masyarakat di Sulawesi Barat (Sulbar) diminta untuk mewaspadai kasus demam berdarah dengue (Sulbar.disway.id/listtag/2250/dbd">DBD). Imbauan ini datang dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar, menyusul semakin meningkatnya kasus yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu.

"Kami mengimbau masyarakat agar mewaspadai penyakit ini seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kasus DBD di Sulbar," kata Pelaksana tugas Kepala Dinkes Sulbar, Nursyamsi Rahim, Senin, 15 September 2025.

Menurutnya, hingga September 2025, kasus DBD di Sulbar mencapai 831 kasus dengan tiga kematian. Selain itu juga tercatat sebanyak 74 kasus malaria.

"Pada periode Januari hingga Juli 2025, tercatat 718 kasus DBD, meningkat cukup signifikan pada September 2025 menjadi 831 kasus, dan terdata ada 74 kasus malaria," ujar Nursyamsi.

Kondisi itu, kata Nursyamsi, menjadi peringatan serius bagi seluruh pihak untuk bergerak bersama mencegah penyebaran penyakit serta pentingnya langkah cepat dan terpadu untuk pengendalian DBD dan malaria di Sulbar.

Salah satunya, melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus, yang terbukti efektif dan murah.

Gerakan 3M Plus atau menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup rapat wadah air serta mendaur ulang barang bekas harus menjadi budaya bersama.

"Plus artinya, berbagai langkah tambahan, seperti menaburkan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk hingga menggunakan kelambu atau obat antinyamuk," kata Nursyamsi.

Penanganan DBD dan malaria, tambah Nursyamsi, merupakan bagian dari implementasi Panca Daya Sulbar Maju dan Sejahtera.

"Tujuannya, mewujudkan sumber daya manusia Sulbar yang sehat, unggul dan berkarakter. Karena, hanya dengan masyarakat yang sehat, kita bisa melangkah lebih jauh menuju pembangunan yang berkelanjutan," ucapnya.

Ia mengajak masyarakat di Sulbar untuk aktif berperan serta menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan langkah pencegahan mandiri di rumah masing-masing.

"Kami optimistis, melalui kolaborasi masyarakat, pemerintah dan lintas sektor kita akan mampu menekan kasus DBD maupun malaria di Sulbar," kata Nursyamsi.

Kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak Januari hingga Mei 2025, terdapat 56.269 kasus DBD dengan Incidence Rate (IR) sebesar 19,86 per 100.000 penduduk.

Dari jumlah tersebut, 250 kasus berakhir dengan kematian, sehingga Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0,44 persen. Kasus ini tersebar di 34 provinsi, dengan laporan kematian di 24 provinsi.

Sumber: