Bappenas: Transmigrasi Dapat Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

--
Sulbar, Disway.Id - Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan program transmigrasi dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen melalui hilirisasi.
Ia mengatakan program transmigrasi kini bertransformasi menjadi instrumen strategis untuk memperkuat kehadiran negara dalam menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru serta menjaga stabilitas di wilayah pinggiran dan perbatasan.
“Transmigrasi bukan hanya soal memindahkan penduduk. Ini adalah ikhtiar besar bangsa untuk menghadirkan keadilan, pemerataan, sekaligus menjaga kedaulatan,” kata Febrian, Senin, 23 Agustus 2025.
Menurutnya, hilirisasi di sektor pertambangan, minyak dan gas (migas), pertanian, perkebunan, kehutanan, hingga kelautan membutuhkan ekosistem industri yang lengkap untuk berkembang, meliputi ketersediaan sumber daya manusia (SDM), riset dan teknologi, investasi, institusi, serta infrastruktur yang memadai.
Program transmigrasi, menurut Febrian, dapat menjadi wadah penguatan SDM dan pengembangan teknologi di kawasan-kawasan yang memiliki potensi industri.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, pemerintah menargetkan pertumbuhan tinggi sekaligus inklusif dengan pendapatan nasional bruto (Gross National Income/GNI) per kapita mencapai 8.000 dolar AS (Rp130,04 juta, kurs = Rp16.255) pada 2029.
Wilayah timur Indonesia, seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua, ditargetkan menjadi mesin pendorong ekonomi baru dengan pertumbuhan mencapai 9-11 persen. Target tersebut diupayakan untuk tercapai melalui program transmigrasi.
“Transmigrasi terbukti melahirkan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa, contohnya Mamuju, ibukota Sulbar (Sulawesi Barat); Merauke, ibukota Papua Selatan,” ujar Febrian.
Ia mengajak seluruh pihak untuk mendorong transmigrasi versi baru, Transmigrasi 4.0, yang didukung SDM unggul yang berbasis ilmu dan teknologi, sekaligus menekankan hilirisasi, inovasi, serta kemandirian energi, pangan, dan air.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, yang mana Bappenas akan menyiapkan arah kebijakan, Kementerian Transmigrasi memastikan regulasi dan infrastruktur, sementara pemerintah daerah, dunia usaha, hingga perguruan tinggi diharapkan mendukung lewat pendanaan, investasi, dan riset.
“Saya berharap rekan-rekan para (peserta) Ekspedisi Patriot 2025 menjadi pionir yang membawa ilmu, membawa semangat dan pengabdian ke masyarakat transmigrasi. Rekan-rekan adalah agen perubahan yang menyalakan obor pembangunan untuk masa depan Indonesia,” imbuh Febrian.
Program Ekspedisi Patriot tahun ini diikuti oleh 2.000 peserta yang diterjunkan untuk memetakan serta meriset potensi ekonomi di 154 kawasan transmigrasi. Anggaran yang digunakan untuk menyelenggarakan Ekspedisi Patriot tahun ini sekitar Rp176 miliar.
Sumber: