Waspadai Peningkatan Kasus DBD, Dinkes Sulbar Koordinasi Lintas Sektor

--
Sulbar, Disway.id - Untuk mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah dengue (Sulbar.disway.id/listtag/2250/dbd">DBD), Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melakukan koordinasi dengan lintas sektor, termasuk Dinas Pendidikan, Kanwil Kementerian Agama, rumah sakit dan puskesmas di seluruh kabupaten/kota.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, dr Nursyamsi Rahim, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar selama periode Januari hingga Juli 2025, tercatat 718 kasus DBD dengan dua kematian.
Kasus terbanyak dilaporkan di Kabupaten Polewali Mandar, yakni 426 kasus dengan satu kematian, disusul Kabupaten Mamuju dengan 146 kasus dan di Kabupaten Mamuju Tengah sebanyak 70 kasus dengan satu kematian.
Kemudian, sebanyak 43 kasus di Kabupaten Majene, 27 kasus di Pasangkayu dan enam kasus DBD di Kabupaten Mamasa.
"Sebagai langkah antisipasi, setiap sekolah dan pondok pesantren juga lanjutnya, diminta mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) serta rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing," ujarnya, Jumat, 15 Agustus 2025.
Ia menjelaskan, Pemprov Sulbar melalui Dinas Kesehatan telah menginstruksikan seluruh jajaran untuk meningkatkan surveilans, memperkuat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, serta memastikan penanganan pasien sesuai standar.
Selain itu, puskesmas diinstruksikan melakukan pemeriksaan jentik berkala, melaporkan setiap kasus DBD dalam waktu 1x24 jam, serta melakukan penyelidikan epidemiologi dan fogging fokus di wilayah yang terdeteksi adanya kasus positif.
"Kami mengajak masyarakat untuk disiplin melakukan 3M Plus, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas serta mencegah gigitan nyamuk. Mencegah lebih baik daripada mengobati," terang Nursyamsi.
Nursyamsi menyampaikan bahwa penanganan DBD membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan kesadaran masyarakat secara kolektif.
"DBD bukan hanya urusan tenaga kesehatan. Ini adalah tanggung jawab kita semua," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala hebat atau munculnya bintik-bintik merah pada kulit.
"Kita tidak boleh lengah, karena nyamuk Aedes aegypti tidak mengenal musim. Mari kita jaga lingkungan kita, rumah kita, sekolah kita, agar bebas dari sarang nyamuk. Setiap keluarga adalah garda terdepan melawan DBD," jelas Nursyamsi.
Sumber: