Gubernur Sulbar Ajak Masyarakat Menjaga Nilai Budaya di Tengah Arus Modernisasi
--
Sementara, Maradika (Raja) Mamuju Bau Akram Dai menjelaskan bahwa ritual massossor manurung telah diwariskan turun-temurun sejak tahun 1.500 Masehi.
Ia menyebut ritual ini berasal dari masa pemerintahan Raja Lasalaga, sosok yang diyakini memiliki kembaran bernama Maradika Tammakana-kana atau Raja yang Tak Bisa Berbicara, yang kemudian disebut pusaka manurung.
Pusaka manurung telah menjadi simbol kekuatan, kepemimpinan dan keadilan di Tanah Mamuju sejak tahun 1500 Masehi.
"Sehingga pada saat sekarang ini anak cucunya dan lembaga adat sering melaksanakan massossor manurung (satu kali dalam dua tahun pada tahun ganjil)," tutur Bau Akram Dai.
Ia juga menjelaskan filosofi lokal yang menjadi dasar kehidupan masyarakat Mamuju hingga kini, yaitu ‘Sema manginung uai randanna to Mamuju, maka ia to Mamuju’.
"Arti dari filosofi itu adalah, siapa pun yang minum air di tanah Mamuju adalah bagian dari Mamuju dan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kedamaian serta membangun daerah," kata Bau Akram Dai.
Sumber: